Minggu, 09 Agustus 2009

Nyepeda bareng yuks! ^^











Jum’at malam
Setelah satu bulan ini memaksaku untuk menghabiskan weekend di luar kota karena mengurus keperluan adik yang akan kuliah, akhirnya weekend kali ini bisa ku habiskan bersama teman – teman dan adek – adek di RBA. Malam ini tak banyak anak yang datang, setelah selesai mengerjakan PR bersama akhirnya dilanjutkan "sesi curhat". Tinggal kami berlima di RBA, malam ini Ayu dan Azam yang menjadi lakonnya sedangkan kami bertiga hanya berusaha jadi pendengar yang baik. Namanya juga anak – anak ceritanya juga khas anak –anak, apa yang ada dipikiran mereka itu yang mereka ceritakan. Dengan bahasa Indonesia campur tegal yang medok, tak jarang cerita mereka membuat kami tertawa. Endingnya kita membahas rencana hari Minggu untuk olahraga dan bermain bersama.


Sabtu malam
Anak – anak kembali berkumpul dan memastikan siapa saja yang akan ikut pada hari Minggu besok. Semangat mereka sungguh luar biasa alias keinginan mereka kuat sekali sampai – sampai kami tak kuasa menolaknya. Diputuskan acara besok adalah bersepeda ria jadi harus naik sepeda donk, trus yang ga punya sepeda gimana???


Minggu Pagi
Jam setengah 6 sesuai janji semalam ternyata benar, anak – anak sudah berkumpul di depan RBA dan semuanya belum pada mandi hehehe... Terkumpul 7 anak dan kami bertiga sedangkan hanya ada 5 sepeda. So…jam 6 kurang kita memulai perjalanan dengan aku dengan sepedaku, anca dengan azam, ajeh dengan ayu, lolly dan tian dengan sepedanya masing – masing, dan sisa bertiga terpaksa mengiringi sepeda mengunakan motor. Melewati jalan pedesaan yang kadang halus dan kadang berlobang tak menyurutkan semangat mereka, diiringi canda tawa bahkan keributan – keributan kecil membuat suasana rame dan yang pasti foto – foto donk J. Kurang lebih perjalan 1 jam kami tiba kembali di RBA, sambil menunggu mbak – mbak yang sedang beli bubur kacang hijau kita maen – maen dulu deh. Meski ga ada hadiahnya, meski cuma sedikit yang ikut tapi permainannya tetep seru kok.




Selesai makan bubur kacang lanjut algi permainannya bahkan kali ini kami bertiga ikut jadi peserta. Keceriaan dan kebersamaan pagi itu yang membuat suasana menjadi hangat. Selesai bermain karena memang sedang musim kerja bakti, acara dilanjutkan dengan kerja bakti menata kembali RBA. Ada yang menyapu lantai, menyapu halaman, menata buku dan mengepel lantai, bersih deh… foto – foto lagi deh…:D Pukul setengah sembilan anak – anak pulang dan mandi dulu biar seger tapi ku ga boleh pulang karena harus menunggu mereka kembali ke RBA. Yupz! Pagi itu mereka memaksaku untuk mengajak mereka kerumahku, memang sudah lama mereka menanyakan dimana rumahku dan ribut ingin main kerumahku. Biar ga pada penasaran lagi ok deh hari ini kalian boleh main kerumah.
Respon mereka saat datang kerumahku menurutku terlalu berlebihan namun terima kasih karena kalian aku harus lebih bersyukur lagi bahwa aku masih sangat beruntung. Kubiarkan mereka mnonton tv ditemani suguhan ala kadarnya karena memang sedang tidak ada makanan dirumah. Menjelang pukul 10 anak – anak pulang dengan terpaksa, maaf bukannya bermaksud mengusir tapi siang itu aku ada acara ke pernikahan teman SMA. Dasar anak – anak permintaannya aneh – aneh saja, mereka memohon ingin tetap dirumahku sampai aku pulang dari kondangan pakai sumpah – sumpah segala ga akan ada barang – barang yang hilang. Aku hanya bisa tersenyum mendengar permintaan mereka, hari itu bapak dan ibuku memang sedang tidak ada dirumah jadi mereka ingin berlama – lama dirumahku. Setelah dibujuk – bujuk akhirnya mereka mengerti juga dan aku berjanji lain kali boleh main kerumah lagi. Anak – anakpun meminta jika setiap minggu diadakan acara seperti ini lagi, kami hanya bisa berucap "Insya Allah" dan berharap dalam hati bisa mewujudkannya.
Oya, acara hari ini sebenarnya dalam rangka memperingati 17 Agustus. RBA-pun sudah dihiasai bendera merah putih. Meski sederhana yang penting bermakna.


Sungguh tak pernah kubayangkan sebelumnya bahwa ku akan terjun kedunia yang sekarang menemani hari – hariku. Rumah baca memang impianku tapi jika kenyataan berbicara lebih yang membawaku tak sekedar mendirikan rumah baca melainkan mencoba memahami jiwa – jiwa kecil yang mungkin membutuhkan perhatian lebih, ini semua sudah digariskan oleh-Nya. Semoga Allah selalu membukakan pintu kemudahan bagi kami untuk bisa terus memberi lebih dan lebih. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar