Tiga anak kecil bermain lompat tali. Aturannya sederhana. Dua anak memegangi tali. Sedang yang seorang berusaha melompatinya. Bila ia gagal atau tersangkut, ia harus ganti memegangi tali. Dan, yang lain mengambil giliran melompat.
Ketika tali masih rendah, ia mampu melompatinya. Saat sedikit-demi-sedikit tali meninggi, ketidakyakinan mulai datang. Keraguan merambah. Namun, tekad untuk tidak kalah lebih kuat sehingga ia harus mencoba. Keyakinan diri membara saat ia mampu melompatinya meski ujung kaki menyentuh tali. Semua anak bertepuk tangan. Namun, ketika tali sejajar pandangan, ia gagal. Dengan sedikit kecewa ia ganti memegangi tali. Tahukah anda apa yang ada dalam benak anak kecil itu?
Saat memegangi tali, ia menunggu ada temannya yang gagal sebagaimana ia pernah gagal. Dan berharap ia bermain lagi agar bisa melompati ketinggian yang gagal ia lalui.
Menjadi pemain selalu menyenangkan karena bisa merasakan keberhasilan. Namun, hanya bila anda tak kehilangan harapan di sela-sela kegagalan, anda layak menantikan saat untuk bermain kembali. Bahkan kita pun harus tahu bagaimana menjadi gagal. Tanpa itu, kita tak tahu bagaimana menjadi menang.
(Editor)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar